Sistematika Proposal
Sistematika Proposal
Zarmika
Sitinjak (1105113753)
3.9
Sistematika Proposal/Usulan Penelitian Tindakan Kelas
Dalam
konteks pendidikan proposal atau usulan merupakan satu dokumen yang berisi
tentang rencana suatu kegiatan pendidikan yang dirancang oleh para pengusulnya
(Kuswaya, 2008:3.40). Proposal adalah suatu bentuk rancangan kegiatan yang
dibuat dalam bentuk formal dan standar. Proposal dibuat bertujuan untuk
menjabarkan atau menjelasan sebuah tujuan kepada si pembaca (individu atau
perusahaan) sehingga mereka memperoleh pemahaman mengenai tujuan tersebut lebih
mendetail. Diharapkan dari proposal tersebut dapat memberikan informasi yang
sedetail mungkin kepada si pembaca, sehingga akhirnya memperoleh persamaan
visi, misi, dan tujuan. Proposal merupakan suatu program kegiatan yang sifatnya
sebagai usulan. Proposal termasuk usulan tertulis untuk melakukan suatu kegiatan
yang ditujukan kepada pihak tertentu.
JENIS-JENIS PROPOSAL
Berdasarkan
bentuknya, proposal dapat dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu: proposal berbentuk
formal, semiformal, dan nonformal.
Proposal berbentuk formal terdiri
atas tiga bagian utama, yaitu: 1) bagian pendahuluan, yang terdiri atas: sampul
dan halaman judul, surat pengantar (kata pengantar), ikhtisar, daftar isi, dan
pengesahan permohonan; 2) isi proposal, terdiri atas: latar belakang,
pembatasan masalah, tujuan, ruang lingkup, pemikiran dasar (anggapan dasar),
metodologi, fasilitas, personalia (susunan panitia), keuntungan dan kerugian,
waktu, dan biaya; 3) bagian pelengkap penutup, yang berisi daftar pustaka,
lampiran, tabel, dan sebagainya.
Proposal semiformal dan nonformal
merupakan variasi atau bentuk lain dari bentuk proposal formal karena tidak
memenuhi syarat-syarat tertentu atau tidak selengkap seperti proposal bentuk
formal.
CIRI-CIRI PROPOSAL
1.
Proposal dibuat untuk meringkas kegiatan
yang akan dilakukan.
2.
Sebagai pemberitahuan pertama suatu
kegiatan.
3.
Berisikan tujuan-tujuan, latar belakang
acara.
4.
Pastinya proposal itu berupa
lembaran-lembaran pemberitahuan yang telah di jilid yang nantinya diserahkan
kepada si empunya acara.
5.
dan lain-lain yang sulit untuk
dijelaskan (dicari).
SYARAT PENYUSUNAN PROPOSAL
Proposal yang kita susun perlu
memiliki hal - hal berikut:
1.
Memiliki struktur dan logika yang jelas.
2.
Hasil kegiatan itu terstruktur.
3.
Rumuskanlah jenis kegiatan secara jelas,
inovatif, terperinci, dan betul-betul dapat dikuasai atau dikerjakan.
4.
Hubungan kegiatan dengan dana yang
diperlukan harus rasional dan tidak mengada-ada.
TUJUAN PROPOSAL
Tujuan
Proposal adalah memperoleh bantuan dana,memperoleh dukungan atau sponsor, dan
memperoleh perizinan. Unsur-unsur proposal yaitu, nama/ judul kegiatan,
pendahuluan,tujuan, waktu dan tempat, sasaran kegiatan, susunan panitia,
anggaran, penutup, tanda tangan dan nama terang. Secara mendasar, harus di
garis bawahi bahwa penulisan proposal hanya salah satu dari sekian banyak tahap
perencanaan, seperti yang telah diuraikan sebelumnya dalam buku ini. Penulisan
proposal adalah suatu langkah penggabungan dari berbagai perencanaan yang telah
dibuat dalam tahap¬tahap sebelumnya.
SISTEMATIKA PROPOSAL
Proposal
disusun secara sistematis dan terinci untuk suatu kegiatan yang bersifat
formal. Sistematika atau format proposal/usulan penelitian tindakan kelas perlu
memperhatikan pertimbangan-pertimbangan teknis metodologis dan administratif.
Pertimbangan teknis metodologis berkenaan dengan kaidah-kaidah penelitian
ilmiah. Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian ilmiah yang memiliki
kaidah-kaidah spesifik (Faizah 2009:126).
Anatara lain sebagai berikut:
Bagian Awal:
Halaman Sampul (Sampul Luar dan Dalam)
Halaman
sampul pada proposal adalah sebagai sampul luar dan dalam proposal dipergunakan
supaya proposal tampak rapi dan sebagai identitas dan pengenalan awal tentang
proposal. Pada halaman sampul terdapat judul proposal. Berbicara tentang judul,
judul PTK hendaknya dinyatakan dengan akurat dan padat permasalahan serta
bentuk tindakan yang dilakukan peneliti sebagai upaya pemecahan masalah.
Formulasi judul hendaknya singkat, jelas, dan sederhana namun secara tersirat
telah menampilkan sosok PTK bukan sosok penelitian formal. Menurut Wardhani dan
Kuswaya Wihardit (2008:3.42), judul proposal harus singkat dan jelas namun
mampu menggambarkan masalah yang diteliti, tindakan perbaikan, hasil yang
diharapkan dan tempat penelitian.
Halaman Pengesahan
Pada halaman pengesahan tentunya
terdapat berupa persetujuan berbagai pihak.
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel (Jika Ada)
Daftar Gambar (Jika Ada)
Daftar Lampiran (Jika Ada)
Bagian Isi
Bab I Pendahuluan
Pendahuluan
mencakup deskripsi tentang masalah pembelajaran, proses identifikasi dan
analisis masalah, penyebab/akar terjadinya masalah (Wardhani dan Kuswaya
Wihardit 2008:3.43). Berisi tentang hal-hal dan kondisi umum yang
melatarbelakangi dilaksanakan kegiatan tersebut. Hubungan kegiatan tersebut
dalam kehidupan sehari-hari(nyata). Point-point pembahasan pada pendahuluan
ini, mengacu pada komponen S-W-O-T yang telah dibahas sebelumnya.
1.1 Latar Belakang Masalah
Berisi
alasan “mengapa” kegiatan tersebut direncanakan. Latar belakang biasanya berisi
3 bagian yaitu bagian pendahuluan, bagian isi, dan bagian penutup yang pola
kalimatnya dari kalimat/maksud umum ke kalimat/maksud khusus. Secara terperinci
latar belakang masalah berisi hal-hal sebagai berikut:
1.
Mendeskripsikan latar belakang
permasalahan yang timbul (adanya masalah, identifikasi masalah, menganalisis
masalah, memfokuskan masalah).
2.
Menjelaskan alasan/rasional/argumentasi
tentang pentingnya pemecahan masalah melalui intervensi tindakan serta
perubahan yang ingin dilakukan.
3.
Perlunya dideskripsikan gambaran situasi
yang ada dan perlu dirubah setelah melakukan refleksi awal untuk mengungkapkan
adanya permasalahan yang penting.
4.
Perlunya disajikan bukti pendukung
berupa contoh kejadian yang dijumpai di kelas ataupun angka mengenai jumlah
siswa yang mengalami masalah tersebut atau prestasi siswa di masa lalu.
5.
Menguatkan dengan landasan/teori ilmiah
atau hasil pemikiran para ahli yang telah diuji kebenarannya dan kaitannya
dengan bahasan masalah.
Dalam
latar belakang permasalahan PTK hendaknya diuraikan urgensi penanganan
permasalahan yang diajukan itu melalui PTK. Untuk itu, harus ditunjukkkan
fakta fakta yang mendukung, baik yang
berasal dari pengamatan guru selama ini maupun dari kajian pustaka. Dukungan
berupa hasil penelitian penelitian terdahulu, apabila ada juga akan lebih
mengokohkan argumentasi mengenai urgensi serta signifikansi permasalahan yang
akan ditangani melalui PTK yang diusulkan itu. Karakteristik khas PTK yang
berbeda dari penelitian formal hendaknya tercermin dalam uraian di bagian ini.
1.2 Permasalahan
Permasalahan yang diusulkan untuk
ditangani melalui PTK itu dijabarkan secara lebih rinci dalam bagian ini.
Masalah hendaknya benar-benar di angkat dari masalah keseharian di sekolah yang
memang layak dan perlu diselesaikan melalui PTK. Sebaliknya permasalahan yang
dimaksud seyogyanya bukan permasalahan yang secara teknis metodologik di luar
jangkauan PTK. Uraian permasalahan yang ada hendaknya didahului oleh
identifikasi masalah, yang dilanjutkan dengan analisis masalah serta diikuti
dengan refleksi awal sehingga gambaran permasalahan yang perlu di tangani itu
nampak menjadi perumusan masalah tersebut. Dalam bagian ini dikunci dengan
perumusan masalah tersebut. Dalam bagian inipun, sosok PTK harus secara
konsisten tertampilkan.
1.3 Cara Pemecahan Masalah
Dalam
bagian ini dikemukakan cara yang diajukan untuk memecahkan masalah yang
dihadapi. Alternatif pemecahan yang diajukan hendaknya mempunyai landasan
konseptual yang mantap yang bertolak dari hasil analisis masalah. Disamping
itu, juga harus terbayangkan kemungkinan kemanfaatan hasil pemecahan masalah
dalam rangka pembenahan dan/atau peningkatan implementasi program pembelajaran
dan/atau berbagai program sekolah lainnya.Juga harus dicermati artikulasi
kemanfaatan PTK berbeda dari kemanfaatan penelitian formal. Menurut Wardhani
dan Kuswaya Wihardit (2008:3.43), pemecahan masalah disajikan dalam bentuk
alternatif tindakan, lengkap dengan argumentasi mengapa tindakan itu yang
dipilih untuk mengatasi masalah.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan
yang ingin dicapai dalam kegiatan tersebut ( umum dan khusus). Tentukan juga
keluaran ( output ) yang dikehendaki seperti apa. Tujuan penelitian berisi
alasan “untuk apa” kegiatan tersebut direncanakan. Tujuan dapat terdiri dari
minimal 1 tujuan atau lebih yang berurutan dari tujuan yang paling penting
hingga tujuan yang kurang penting.
1.
Merupakan penjabaran secara singkat
dalam bentuk kalimat deklaratif tentang masalah yang telah dirumuskan dalam
rumusan masalah dan diharapkan dapat dicapai atau dipecahkan melalui proses
pencarian informasi secara sistematis sesuai dengan kaidah ilmiah yang berlaku.
Tiap sub tujuan diawali dengan kalimat aktif (misalnya, untuk mengetahui).
2.
Merupakan tujuan yang eksplisit berupa
pembaruan atau peningkatan apa yang dikehendaki.
3.
Merupakan tujuan yang implisit berupa
peningkatan diri guru dan pemahaman mengenai “teori” tentang cara mempraktikan
masalah tersebut.
Tujuan
PTK hendaknya dirumuskan secara jelas.paparkan sasaran antara dan akhir
tindakan perbaikan.perumusan tujuan harus konsisten dengan hakekat permasalahan
yang dikemukakan dalam bagian-bagian sebelumnya. Dengan sendirinya,artikulasi
tujuan PTK berbeda dari tujuan formal. Sebagai contoh dapat dikemukakan PTK di
bidang IPA yang bertujuan meningkatkan prestasi siswa dalam mata pelajaran IPA
melalaui penerapan strategi PBM yang baru, pemanfaatan lingkungan sebagai
sumber belajar mengajar dan sebagainya. Pengujian dan/atau pengembangan
strategi PBM baru bukan merupakan rumusan tujuan PTK. Selanjutnya ketercapaian
tujuan hendaknya dapat diverfikasi secara obyektif.Syukur apabila juga dapat
dikuantifikasikan. Disamping tujuan PTK, juga perlu diuraikan kemungkinan
kemanfaatan penelitian. Dalam hubungan ini, perlu dipaparkan secara spesifik
keuntungan-keuntungan yang dijanjikan, khususnya bagi siswa sebagai pewaris
langsung (direct beneficiaries) hasil PTK, di samping bagi guru pelaksana PTK,
bagi rekan-rekan guru lainnya serta bagi para dosen LPTK sebagai pendidik guru.
Berbeda dari konteks penelitian formal, kemanfaatan bagi pengembangan ilmu.
Teknologi dan seni tidak merupakan prioritas dalam konteks PTK, meskipun
kemungkinan kehadirannya tidak ditolak.
1.5 Manfaat Penelitian
Pada
bagian ini diuraikan hal-hal sebagai berikut:
1.
Mengemukakan untuk siapa penelitian
tersebut bermanfaat. Dalam hal ini hasil penelitian dapat bermanfaat bagi guru,
kelas, siswa, orang tua siswa, atau pihak-pihak lain.
2.
Rumusan manfaat penelitian berdasarkan
pada topik atau masalah penelitian tindakan kelas yang diteliti.
3.
Pernyataan yang menunjukkan untuk siapa
penelitian ini bermanfaat; harus dinyatakan dengan jelas dan praktis
Bab II Tinjauan Teoretis
2.1 Kajian Teoretis
Bagian
ini memuat tentang hal-hal sebagai berikut:
1.
Diungkapkan beberapa landasan termasuk
teori atau detail berkenaan dengan variabel yang akan diteliti, termasuk
penajaman terhadap hipotesis dan rumusan masalah yang diajukan.
2.
Merupakan kerangka berpikir atau konsep
yang akan digunakan sebagai landasan dalam memberikan wawasan yang dibahas.
3.
Merupakan dasar bagi kajian masalah
(rumusan pendefinisian, analisis masalah, prosedur penelitian, teknik
pengumpulan data dan analisis data) mengemukakan aturan dan kebijakan yang
berlaku dan mengemukakan hasil-hasil penelitian terdahulu yang relevan.
4.
Bahan-bahan landasan teori ini diperoleh
dari penelaahan buku teks, sumber-sumber bacaan ilmiah, majalah serta jurnal,
artikel hasil penelitian, skripsi, tesis, dan disertasi.
5.
Dikemukakan juga analisis argumentasi
untuk pemilihan tindakan yang telah diputuskan analisis untuk menjustufukasi
bahwa tindakan yang diambil merupakan pilihan terbaik berdasarkan analisis
teoritis, empiris, dan konseptual kelayakan.
2.2 Kerangka Berpikir
Kerangka
pemikiran adalah suatu diagram yang menjelaskan secara garis besar alur logika
berjalannya sebuah penelitian. Kerangka pemikiran dibuat berdasarkan pertanyaan
penelitian (research question), dan merepresentasikan suatu himpunan
dari beberapa konsep serta hubungan diantara konsep-konsep tersebut (Polancik,
2009). Dalam kerangka pikir digambarkan:
–
Apa saja yang akan diteliti,
–
Bagaimana meneliti,
–
Variable apa yang akan diteliti,
–
Data apa yang digunakan,
–
Bagaimana hipotesis dibuktikan,
–
Metode analisis apa yang akan digunakan
2.3 Hipotesis Tindakan
Pada
bagian ini diuraikan landasan substantive dalam arti teoritik dan/atau
metodologik yang dipergunakan peneliti dalam menentukan alternative, yang akan
diimplementasikan. Untuk keperluan itu, dalam bagian ini diuraikan kajian baik
pengalaman peneliti pelakju PTK sendiri nyang relevan maupun pelaku-pelaku PTK
lain disamping terhadap teori-teori yang lazim termuat dalam berbagai
kepustakaan. Argumentasi logic dan teoretik diperlukan guna menyusun kerangka
konseptual. Aras kerangka konseptual yang disusun itu, hipotesis tindakan
dirumuskan.
Bab III Metode
Penelitian/Rancangan Penelitian
3.1 Setting Penelitian (Bisa
Ditambahkan Subjek Penelitan)
Di sini dijelaskan tempat atau lokasi penelitian.
Misalnya di sekolah, di kampus.
3.2 Variabel Penelitian
Menurut
Suharsimi Arikunto (1998:99)
variabel penelitian adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik
perhatian suatu penelitian. macam-macam
variabel adalah sebagai berikut:
1.
Variabel
Kuantitatif
2.
Variabel
Kualitatif
3.
Variabel
Independen (Pengaruh, Bebas, Stimulus, Prediktor)
4.
Variabel
Dependen (Dipengaruhi, Terikat, Output, Kriteria, Konsekuen)
5.
Variabel
Moderator
6.
Variabel
Intervening (Antara)
7.
Variabel
Kontrol
3.3 Rencana Tindakan
Di sini dijabarkan gambaran umum
mengenai penelitian yang dilakukan, termasuk jumlah siklus dan prosedur siklus
yang dilakukan, serta menjabarkan mengenai rincian prosedur penelitian, yaitu
sebagai berikut:
1.
perencanaan atau persiapan tindakan
2.
implementasi tindakan
3.
pemantauan dan evaluasi
4.
analisis dan refleksi
3.4 Data dan Cara Pengumpulannya
Pengumpulan data dilakukan untuk
memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. jenis metode pengumpulan data adalah sebagai berikut:
1.
kuesioner
2.
wawacara
3.
observasi
4.
dokumentasi
3.5 Indikator Kinerja
di sini dijelaskan secara
eksplisit mengenai tolak ukur atau kriteria keberhasilan tindakan sehingga
dapat memudahkan verifikasi.
Bagian Akhir
Daftar Pustaka
1.
Daftar Pustaka memuat semua sumber
tertulis (buku, artikel, jurnal, dokumen resmi, atau sumer-sumber lain dari
internet) atau tercetak (misalnya CD, video, film, atau kaset) yang pernah
dikutif dan digunakan dalam penulisan karya tulis ilmiah. Semua sumber tertulis
atau tercetak yang tercantum dalam uraian harus dicantumkan dalam daftar
pustaka. Sebaliknya, sumber-sumber yang pernah dibaca oleh peneliti tetapi
tidak pernah digunakan dalam penulisan karya tulis ilmiah tersebut atau tidak
dikutif, tidak boleh dicantumkan dalam daftar pustaka.
2.
Cara menulis daftar pustaka berurutan
secara alfabetis tanpa nomor urut. Sumber tertulis/tercetak yang memakan tempat
lebih dari satu baris, ditulis dengan jarak antar baris satu spasi; sedangkan
jarak antara sumber-sumber tertulis yang saling berurutan adalah dua spasi.
3.
Komponen-komponen yang harus dicantumkan
dalam Daftar Pustaka ini adalah: nama penulis dengan nama keluarga (jika ada)
ditempatkan di depan nama kecil, tahun penerbitan, judul sumber tertulis yang
bersangkutan dengan penulisan secara miring, kota tempat penerbit berada, dan
nama penerbit. (Lihat Pedoman Penulisan Karya Ilmiah UPI)
Lampiran
Bagian
lampiran dapat berisi curriculum vitae ketua dan para anggota tim inti.
Curriculum vitae tersebut memuat identitas ketua anggota tim peneliti, riwayat
pendidikan, pelatihan di bidang penelitian yang telah pernah diikuti, baik
sebagai penatar/pelatih maupun sebagai peserta, dan pengalaman dalam penelitian
termasuk di PTK. Hal-hal lain yang dapat memperjelas karakteristik kancah PTK
yang diusulkan dapat disertakan dalam usulan penelitian ini. Menurut Wardhani
dan Kuswaya Wihardit (2008:3.45), yang dilampirkan adalah:
1.
Instrumen penelitian.
2.
Riwayat hidup tim peneliti.
3.
Surat keterangan lain yang diperlukan.
Comments
Post a Comment