Resume Buku Tertib Rohani Kristen - Zarmika Sitinjak


Oleh Zarmika Sitinjak-FKIP Bahasa Indonesia 11
            [1] Disiplin rohani erat kaitannya dengan hubungan pribadi dengan Tuhan lewat ibadah dan bentuk-bentuk kerohanian lainnya. Masalah rohani masa kini ialah kedangkalan dari kita yang kurang dapat menggali firman secara dalam. Ketika kita disiplin dalam menggali firman maka kita harus menjadi pribadi yang berdampak bagi dunia. Dengan kata lain apa yang dunia butuh dapat kita lengkapi karena kita sendiri telah lebih dalam menggali sehingga mengerti tentang manusia itu juga. Disiplin rohani tidak hanya diperuntukkan bagi orang-orang yang mengambil bagian secara langsung di pelayanan kerohanian tetapi juga bagi orang-orang biasa. Itu berarti disiplin rohani adalah bagi semua orang tanpa terkecuali.
Disiplin rohani adalah pekerjaan yang harus diresponi dengan sukacita. Aku tahu bahwa HPDT yang ku kerjakan adalah bentuk syukur, pengharapan dan kebergantunganku kepada Tuhan maka perlu kedisiplinan. Karena bentuk kedisiplinan menunjukkan bahwa aku bersukacita terhadap apa yang Tuhan anugrahkan. Semacam pembebasan dari dosa yang membelenggu. Kalau orang yang menyadari bahwa dirinya sudah bebas tentu bersukacita melakukan bentuk HPDT dan berdisiplin.
Orang-orang yang bertobat ialah mereka yang rindu akan Allah. Kita semua adalah pemula. Ketika kita menyadari tentang arti hidup maka akan ada keinginan lebih dalam untuk lebih mengerti dan memiliki hubungan yang lebih dekat dengan Tuhan. Ada kemungkinan ketika kita sudah pernah merasakan hadirat yang dalam maka akan selalu rindu sehingga ada perasaan jemu ketika menerima pengajaran yang dangkal dan tidak memuaskan. Orang yang mengalami kesulitan dalam disiplin rohaninya biasanya menghadapi 2 kesulitan yaitu keputusaan untuk mencapai kerohanian yang dalam karena materialistis yang berkembang di zaman sekarang dan bagaimana cara untuk menjalankan disiplin rohani itu. Namun ketika kita menyadari bahwa disiplin rohani tak seharusnya mempermasalahkan kendala teknis tetapi berbicara tentang sikap hati yang mau bertumbuh dalam rohani.
Yang sering menghalangi saat ingin mengerjakan disiplin rohani ialah ketika ada kebiasaan buruk yang susah dilepaskan bahkan dosa yang telah mendarah daging. Tak seorangpun manusia yang tak melakukan dosa. Dan dengan usaha sendiri kita tak akan bisa merdeka dari dosa. Ketika kita katakan kita akan berusaha untuk melepaskan diri dari dosa maka usaha kita akan sia-sia dan kita terjerat dalam dosa lebih dalam lagi. Hal yang dapat melepaskan kita dari dosa ialah anugrah dari Tuhan Yesus Kristus maka yang bekerja adalah Tuhan bukan kita.
Saat kita menerima pembaharuan maka perubahan nyata terjadidan ketika kasih Allah hidup dalam diri kita maka kebiasaan-kebiasaan buruk tersebut tidak lagi menguasai kita dan mengalir buah-buah roh melalui sikap kita. Disiplin rohani adalah berkat yang harus kita syukuri. Dalam melakukan disiplin rohani kita perlu campur tangan Tuhan yang menuntun kita maka kita diubahkan.
            [2] Kebisingan, ketergesaan dan kerumunan orang adalah cara dunia menyibukkan manusia dengan hal dunia hingga menyita waktu untuk bersekutu dengan Tuhan contohnya meditasi. Meditasi adalah bagian utama dalam ibadah Kristen yaitu dengan mengosongkan pikiran untuk diisi oleh kehadiran hadirat Tuhan. Meditasi Kristen jauh melampaui pelepasan diri hingga diperlukan usaha terbaik, keyakinan pribadi, dan ketetapan hati yang teguh untuk melakukannya.  Memberikan waktu untuk melakukan doa kontemplatif sama dengan membangkitkan renungan atas firman Tuhan. Tuhan Allah akan berbicara kepada kita ketika kita mau untuk mendengarNya. Tuhan mau berbicara kepada kita ketika kita mau mencintai firmanNya dan yang setiap waktu mau merenungkannya termasuk mereka yang lapar dan haus akan firman Tuhan dan kehadiranNya.
            Meditasi dilakukan supaya ada perubahan dalam mutu hidup kita secara pribadi serta penderitaan orang lain di sekeliling kita. Perubahan itu adalah suatu pemberian kasih karunia dan mau memulai melakukan meditasi adalah seuah janji dalam anugrah Tuhan. Betapapun sibuk dan pentingnya aktivitas yang kita lakukan tetapi kita tetap harus menyediakan waktu untuk bermeditasi mendapatkan keheningan yang kudus. Bagaimana mendapatkan keheningan yang kudus? Tentu tubuh jasmani dan rohani kita harus stabil. Secara jasmani hindari ganggguan kecemasan tetapi lebih memilih menenangkan batin dan mencari posisi yang nyaman.
            Banyak cara melakukan meditasi, yang juga penting adalah menyerahkan semua yang membebani kita lewat doa kepada Tuhan dengan menyebutkan bahwa kita mau menerima kuasa Ilahi, merenungkan kasihNya yang luar biasa terhadap hidupmu dan segala ciptaanNya. Jika kita bersungguh-sungguh melakukan meditasi firman Tuhan maka kita akan dapat berjumpa dengan Tuhan, mendengarkan suaraNya dan dijamah oleh kuasaNya yang menyembuhkan tapi satu hal yang perlu ditekankan adalah firman Tuhan yang kita dpat haruslah benar-benar kita renungkan. Itulah cara kita hidup.
            [3] Doa adalah cara utama yang Tuhan pakai untuk mengubah kita. Doa adalah hidup orang Kristen maka harus betul-betul dengan sikap berdoa dan mendoakan sesuai dengan apa yang Tuhan kehendaki bukan meminta sesuatu untuk memuaskan keinginan daging kita. Doa adalah urusan utama dalam hidup sama seperti bernafas dan makanan setiap hari bukan dilakukan saat kita ingin saja. Kita dapat mengubah dunia dengan berdoa yaitu ketika kita percaya bahwa kita adalah rekan sekerja Allah maka kita harus selalu terhubung kepada Allah lewat doa untuk dapat melakukan apa yang Tuhan kehendaki untuk diubahkan di dalam dunia. Tuhanlah yang mengajarkan kita untuk berdoa. Kita harus benar-benar bersungguh-sungguh dalam berdoa tanpa ada keraguan. Firman yang menjadi penguatan bagi kita ketika berdoa adalah kita akan menerima apa yang kita kehendaki bila kita tinggal dalam Tuhan (Yoh 15:7). Dalam berdoa hal yang penting kita lakukan adalah mencoba mendengar Tuhan bukan berbicara. Doa syafaat lahir dari belas kasihan dan kasih terhadap orang lain. Pendeta dan kebaktian-kebaktian di gereja juga perlu didoakan maka ketika jemaat berdoa dan pendeta berkotbah, mujizat akan terjadi. Doa juga merupakan usaha kita untuk mengenal pribadi Kristus supaya kita juga belajar untuk sama denganNya. Kita bisa memakai imajinasi yang Tuhan berikan sebagai pintu menuju iman.
            [4] Puasa harus berpusat pada Tuhan sehingga tak membuat kita fokus pada kemauan pribadi. Tujuan berpuasa yang utama yaitu untuk memuliakan Bapa di sorga. Lewat berpuasa kita dapat mengenali diri sendiri. Saat tidak berpuasa, tersedia makanan dan hal-hal lain yang memenuhi kebutuhan kita dan tak ada yang kurang tetapi saat berpuasa maka semuanya dibatasi untuk dinikmati maka dari situ dapat kita mengenal diri apakah kita dapat mengendalikan diri dari haus dan lapar, hawa nafsu, kemarahan, kecemburuan, kesombongan dan lain-lain. Sebenarnya lewat puasa bisa menolong kita untuk menjaga keseimbangan hidup dan melatih tubuh. Keinginan-keinginan tersebut bisa kita kendalikan lewat berpuasa sehingga kita tidak tergantung bahkan diperhamba olehnya. Banyak kegunaan dari berpuasa yaitu menambah ketekunan kita dalam berdoa syafaat, menjadi tuntunan kita untuk mengambil keputusan, memusatkan pikiran dengan lebih baik, kelepasan bagi yang terikat, kesehatan fisik, mendapat wahyu dan lain sebagainya. Puasa melibatkan soal kebenaran, damai sejahterah, dan sukacita oleh Roh Kudus (Roma 14:7).
            [5] Berdisiplin rohani adalah untuk memperbaharui kebiasaan dan hal-hal buruk di masa lalu dan membawa kita pada hidup yang baru yang memikirkan semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar dan semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji (Filipi 4:8).  Semua pembaharuan itu terjadi saat kita mau belajar dan dari proses belajar mengajar tersebut akan terbentuk kebiasaan berpikir yang mendarah daging dan terdorong untuk mengaplikasikannya seperti yang terdapat dalam Filipi 4:8. Dalam belajar yang juga harus diperhatikan adalah konsentrasi atau memusatkan pikiran kepada apa yang dipelajari sehingga kita mudah memahami, merenungkan firman Tuhan dan kehendak Tuhan yang kita dapat dan tentunya bisa kita aplikasikan dengan rendah hati mau belajar. Belajar adalah usaha yang bermanfaat asal kita berusaha untuk mempelajari sesuatu hal maka kita akan menyukainya.
            [6] Ketulusan hati terlihat dari keterbukaan, kelembutan, kepolosan, keriangan, dan ketenangan. Dengan ketulusan hati maka kita dapat merasakan pembebasan, sukacita dan keseimbangan. Ketulusan hati seorang kristiani bukan didasarkan pada posisi, status atau pandangan orang terhadap dirinya dan berusaha untuk tampil mencolok tetapi hal yang sesungguhnya adalah ketulusan hati lahir dari kesucian batin dan prinsip untuk hidup suci. Ketulusan hati dan kesederhanaan berasal dari batin bukan dari dunia yang mengikis ketulusan hati dan kesederhanaan itu. Kesederhaan itu juga tampak lewat hati kita yang tidak tamak akan harta benda. Manusia hidup bukan untuk mencari harta benda di dunia karna bila hal itu menjadi fokus kita maka di sanalah hati kita berada tak lagi pada Tuhan pemilik dan pemberi semuanya itu. Dengan hidup sederhana dapat menemukan kepuasan hati dalam kekurangan maupun kelimpahan. Tuhan mengajarkan kita untuk hidup sederhana tanpa kuatir terhadap apa yang kita makan, minum dan pakai karna Tuhan telah sediakan. Tetapi apa yang harus kita dahulukan adalah mencari kerajaan Allah. Bukan menjadi hamba terhadap apapun yang menjadi kesenangan kita di dunia ini tetapi tinggalkanlah itu semua dan rasakan kelepasannya. Jangan pernah ketagihan atau kecanduan terhadap barang-barang atau hal-hal dunia. Baik dalam berkata-katapun kita juga harus penuh kejujuran dan ketulusan hati. Jika ya katakan ya, jika tidak katakan tidak, lebih dari itu berasal dari si jahat.
            [7] Kesendirian itu perlu walau bukan setiap saat karna menciptakan keheningan. Keheningan itu membuat kita kita lebih banyak mendengar suara Tuhan daripada berbicara sembarangan. Keheningan itu tercipta bila kita mampu mengendalikan diri termasuk jika mengendalikan lidah (ucapan). Sebenarnya bila kita katakan kita sedang berdiam diri dengan menjaga ucapan kita, hal itu pasti lahir dari keheningan rohani. Menyediakan waktu malam hari di tengah keheningan adalah cara baik untuk lebih mendekatkan diri dengan pribadi Tuhan. Keheningan diri menciptakan keteduhan dalam hati dan mengundang damai sejahtera yang melampaui segala yang ada. Buah dari kesakian adalah kepekaan dan belas kasihan kepada orang lain termasuk mengasihi saudara-saudara semua.
            [8] Terkadang bila kita tidak mendapatkan sesuai apa yang kita inginkan atau yang kita renacanakan membuat kita marah dan kesal. Namun, dari sanalah kita harus belajar ketundukan sehingga kita diliputi roh kemurahan yang bisa tercermin lewat rasa hormat  dan tenggang rasa yang kita tunjukkan lewat hidup kita. Dengan roh ketundukan maka kita akan menghargai orang lain bahkan kepentingannya menjadi kepentingan kita dan itu membuat kita bisa mengasihi dengan tulus. Kita akan lebih senang bisa melayani orang lain dan melihat orang lain berhasil daripada menuruti keinginan diri sendiri. Orang yang tunduk adalah ketika ia mau menyangkal diri, memikul salib dan mengikut Yesus. Menyangkal diri berarti kita mengasihi diri karena dengan hal itu kita bisa lebih mengasihi Tuhan. Memikul salib berarti merendahkan diri sebagai hamba bagi orang lain seperti pengorbanan Yesus atas umat manusia serta murid-muridNya dengan melayani dan membasuh kaki mereka. Kita harus tunduk kepada siapa saja termasuk yang terutama kepada Allah Trinitas lalu kepada Alkitab, keluarga, tetangga, orang percaya dalam tubuh Kristus, kepada orang-orang yang remuk dan terhina dan kepada dunia (bertanggung jawab terhadap dunia untuk melahirkan generasi yang cinta Tuhan).
            [9] Orang yang terbesar di dalam pelayanan adalah ia yang mau rendah hati melayani orang lain. Namun, pelayanan yang sebenarnya ialah memungkinkan kita mengingkari otoritas dan promosi dalam permainan dunia. Pelayanan adalah milik Tuhan dan hanya ada keinginan untuk menyenangkan hati Tuhan dan menghapus keperluan atau keinginan pribadi. Pelayanan semu bertentangan dengan pelayanan sejati. Pelayanan semu menuntut pahala lahiriah, menggunakan hati yang palsu, dipengaruhi oleh suasana hati, menarik perhatian jemaat untuk perolehan tambahan dan pelayanan semu menuntut balas. Tentunya pelayanan ini hanya bersifat sementara dan menghancurkan masyarakat. Pelayanan sejati datang dari Ilahi, tidak membedakan pelayanan kecil atau besar, menganggap pelayanan itu penting, merasa puas meskipun tidak diperhatikan orang, menyenangkan hati Tuhan, tidak perlu memperhitungkan hasil, tanpa pandang bulu, pelayanan sejati merupakan gaya hidup, membangun masyarakat, tenang dan sederhana memperhatikan kebutuhan orang lain, pelayanan ini menarik, mengikat, menyembuhkan dan membangun dan juga menyatukan masyarakat.
            Kedagingan manusia merupakan musuh besar dari kerendahan hati. Kerendahan hati mengajrkan kita untuk mengalah kepada kelemahan, meringankan kekurangan manusia, bersukacita dalam kemurahan, tunjukkanlah belas kasihan, memaafkan kebencian, jadi hamba bagi segala hamba dan melayani bagi orang hina dan rendah. Ketika mengambil pelayanan maka ia bersedia menanggung  beban orang lain, membagikan kasih atas kepedihan dan penderitaan mereka.
            [10] Mengaku dosa berarti mengadakan perubahan objektif antara kita dengan Allah. Pengakuan dosa merupakan anugrah yang mengantar kita pada naungan Maha Kuasa dan disiplin yang harus kita lakukan. Pertama, kita harus menyadari bahwa kita adalah orang berdosa, maka dosa itu haruslah diakui di hadapan Tuhan dan bila perlu sesama supaya didoakan bersama-sama  supaya mendapat penyembuhan.

Comments

Popular posts from this blog

Analisis Pencitraan Puisi Balada - Zarmika Sitinjak

Essai Karakter - Integritas Mahasiswa

Kritik Sastra - puisi