Fabel - Jerapah Si Panjang Leher
Jerapah
Si Panjang Leher
Pada awalnya kehidupan di alam ini
baik adanya. Semua sangat bersahabat dekat baik jerapah, kuda, ular, kuda,
burung, tikus, monyet, tupai, kelinci, ayam dan penghuni hutan lainnya. Baik
besar maupun kecil, baik yang sejenis maupun yang tidak, baik yang buruk rupa
dan yang tidak semuanya berteman tanpa terkecuali. Mereka saling membantu,
saling menolong dan saling berbagi. Mereka lebih mengutamakan kebersamaan dan
persaudaraan disbanding harus menunjukkan kesombongan terhadap apa yang mereka
miliki. Binatang-binatang yang ada di sana memanfaatkan alam untuk makanan
mereka. Alampun seakan bersahabat dengan mereka. Pepohonan, dedaunan, tunas dan
buah semuanya memberikan hasil yang baik untuk dimakan.
“Di sini banyak buah pisang yang bisa kumakan. Tahun ini semua pohon
berbuah lebat. Tak ada tempat yang paling indah selain hutan ini. Nyam nyam
nyam….”, kata si monyet sambil asyik
menikmati buah-buahan yang bertumpuk di pangkuannya. Sesekali ia bergerak dari
satu batang pohon ke batang pohon lainnya saat semua makanan yang ia pegang
sudah habis.
“Betul
sekali monyet. Aku bisa menikmati semua rumput-rumput yang muda dan segar di
sini”, sambung
si kuda putih.
Begitulah keseharian si kuda dan
si monyet. Keduanya memiliki kesamaan sifat yang suka makan. Tapi untuk masalah
penampilan monyet kalah jauh dengan si kuda. Si kuda memiliki bulu yang halus
dan putih bersih sementara si monyet tidak. Mukanya jelek. Bulunya panjang dan
tidak terurus. Namun perbedaan itu tidak membuat si kuda sombong. Si monyetpun
merasa dihargai dan tak minder berteman dengan si kuda.
Dari balik pepohonan muncul
seekor jerapah. Mereka menyebutnya si panjang leher karena jerapah memang
memiliki leher yang panjang hingga mampu mencapai puncak pohon mangga tua di
hutan itu. Jika ada kesulitan yang dihadapi oleh hewan-hewan yang ada di hutan
yang berurusan dengan ketinggian, dia akan dengan senang hati membantunya.
Ternyata si jerapah hendak bermaksud bergabung dengan si kuda dan si monyet
juga. Mereka sering menghabiskan waktu untuk bercakap-cakap dan menyaksikan
tingkah lucu yang sering dibuat si monyet untuk menghibur temannya.
Semua tampak indah dan
bersahabat. Sampai pada suatu ketika keluarga harimau berpindah ke hutan itu
dan membawa bencana bagi kehidupan hutan. Harimau-harimau itu mengetahui bahwa
hutan tersebut menghasilkan banyak makanan dan hutan tersebut bisa dijadikan
tempat yang nyaman untuk ditinggali karena bebas dari polusi. Hutan yang mereka
tempati dulu telah dirusak oleh manusia untuk membuka lahan industry.
“Mari
kita bergegas ke sana dan temukan tempat yang nyaman untuk di huni. Bila perlu
habisi mereka yang mencoba menghalangi langkah kita. Kita adalah binatang
terkuat di hutan manapun. GRR….. ”. kata si Raja hutan dengan buasnya.
Sesampainya mereka di sana, semua
mahkluk di sana takut dan gemetar melihat segerombolan harimau buas itu yang
memiliki badan yang besar, taringnya panjang dan tajam dan cakarnya terlihat
sangat mengerikan. Semakin hari mereka semakin menjadi-jadi. Mereka menguasai
seluruh hutan termasuk hewan-hewan yang ada di hutan. Dengan kekuasaan mereka
semua hewan-hewan dijadikan pekerja untuk mengumpulkan makanan dan melayani
harimau-harimau tersebut. bagi binatang yang melawan akan ditawan dan dibuat
sengsara. Si monyet salah satunya. Ia harus dikurung karena melawan perintah Si
Harimau. Ia disiksa oleh harimau-harimau itu.
Suatu ketika anak Si Raja Hutan
itu berjalan-jalan di sekitar hutan. Cuaca pada hari itu sangat cerah. Ia
menginjak lubang dan membawanya terguling-guling ke bawah jurang. Ia berteriak
minta bantuan dari sesiapa saja yang mendengar teriakannya.
“Tolong..!!!
Tolong…!!! Tolong aku…!!!,
teriak anak harimau itu dengan lemah.
Semakin lama tubuhnya semakin
lemah memegang akar pohon tua yang berjuntai ke bawah itu. Dan akar pohon
tersebut semakin lama semakin tak kuat lagi menahan berat badan si anak
harimau. Untuk beberapa saat tidak ada yang mendengarkannya. Lalu muncullah
seekor harimau lainnya berniat untuk menolongnya namun apalah daya tangan tak
sampai. Ia tak bisa membantunya dengan tangan sendiri. Ia bergegas ke istana
raja hutan untuk memberitahukan kabar buruk itu. Segera setelah Raja hutan
mendengar kabar itu ia langsung berlari sekencang-kencangnya tak tega
memikirkan apa yang sedang dialami oleh anak tunggalnya. Namun begitu sampai di
sana tampak si jerapah bersama anaknya. Si raja Hutan masih tak mengerti.
Melihat keadaan itu, anaknya lalu menjelaskan kejadian sebenarnya. Ternyata si
jerapah yang telah menolongnya dari jurang tersebut dengan lehernya yang
panjang. Mendengar hal itu, Si Raja hutan lalu menyadarinya dan berterimakasih
kepadanya. Sebagai hadiah, si raja harimau memberikan suatu permintaan yang
akan dikabulkannya. Apa saja yang ia minta. Setelah berpikir matang-matang si
jerapah akhirnya mengungkapkan permintaannya.
“Aku
ingin engkau lepaskan sahabat-sahabatku yang engkau tawan. Aku tak tega melihat
mereka tersiksa”. Kata Si jerapah.
Jerapah sama sekali tidak
memanfaatkan permintaan itu untuk kepentingan dirinya sendiri. Si Raja Hutan
tertunduk dan merasa malu terhadap sikapnya selama ini. Ia menyadari bahwa
persahabatan itu lebih penting daripada menjadi seseorang yang ditakuti. Ia
melepaskan semua hewan yang ia kurung dan meminta maaf kepada semua
binatang-binatang yang ada di hutan. Kini mereka semua telah berdamai. Tak ada
lagi raja yang angkuh, raja yang jahat. Tak ada lagi tawanan, juga tak ada lagi
penyiksaan. Semuanya kembali seperti semula bahkan lebih indah lagi dari
sebelumnya.
Karya : Zarmika Sitinjak
NIM : 1105113753
Unsur
Intrinsik Fabel Jerapah Si Panjang Leher
1. Tema
Tema yang terkandung dari cerita
fabel di atas adalah persahabatan mampu menahklukkan kejahatan.
2. Alur
Alur yang digunakan dalam cerita
fabel di atas adalah alur maju.
3. Tokoh dan penokohan
·
Si
Jerapah
Si Jerapah adalah binatang yang
suka menolong, baik hati dan tidak mementingkan diri sendiri. Jerapah dengan
senang hati membantu teman-temannya yang kesuliltan dengan leher panjangnya.
Itulah bukti kebaikan hatinya menolong binatang-binatang yang kesulitan. Ketika
ia di berikan sebuah hadiah oleh Si Raja Hutan, ia lebih memilih untuk
menyelamatkan sahabat-sahabatnya daripada memikirkan dirinya sendiri.
·
Si
Monyet
Si Monyet adalah binatang yang
suka makan, rakus, jahil dan pelucu. Secara penampilan ia kelihatan jelek dan
memiliki bulu yang tidak teratur.
·
Si
Kuda
Si Kuda adalah binatang yang
cantik, memiliki bulu yang putih bersih dan teratur, binatang yang suka makan
dan sedikit rakus. Kecantikan yang ia miliki tak lantas membuatnya sombong
ataupun angkuh.
·
Si
Raja Hutan
Si Raja Hutan adalah binatang
yang kuat dan buas. Namun ia juga seekor binatang yang angkuh dan jahat. ia
menggunakan kekuatan yang ia miliki untuk dijadikan alat menguasai seluruh
wilayah di hutan.
4. Latar
·
Latar
tempat : Di hutan belantara.
·
Latar
waktu : Pagi hari. Siang hari.
·
Latar
suasana : Menyenangkan, menegangkan,
mengharukan.
5. Sudut pandang
Sudut pandang yang digunakan
dalam fabel Jerapah Si Panjang leher adalah sudut pandang orang ketiga.
Unsur
ekstrinsik Fabel Jerapah Si Panjang Leher
1.
Nilai
sosial
Nilai
sosial yang dapat kita petik dari fabel di atas adalah hubungan yang baik
dengan orang-orang di sekitar kita bisa dilakukan pada siapa saja tanpa
memandang seperti apa orang tersebut. kita bisa bercermin dari sikap
binatang-binatang tersebut yang menerima teman-temannya secara apa adanya.
Menerima kekurangan dan kelebihan setiap orang.
2.
Nilai
budaya
Budaya
tolong-menolong yang tergambar dari sikap Si Jerapah adalah budaya yang
bernilai positif. Berbeda dengan budaya yang tercermin dari sikap Si Raja Hutan
yang jahat. Di sini yang kuat yang akan berkuasa.
3.
Nilai
pendidikan
Nilai
pendidikan yang dapat kita petik dari fabel di atas adalah saling menghargai,
mau menolong orang yang lemah dan tidak menggunakan keperkasaan yang kita
miliki untuk membuat orang takut akan kita. Orang yang kuat bukan berarti
mendapatkan kuasa sepenuhnya. Namun hal yang mampu membuat orang supaya
menghargai kita adalah saat kita bersahabat juga dengan mereka.
Nilai moral nya apa ?
ReplyDeleteNilai moral nya apa ?
ReplyDelete1. Keangkuhan dan ego menjerumuskan kita pada tahta yang sia-sia.
ReplyDelete2. Kebaikan dilakukan bukan melihat orang yang akan kita bantu melainkan melihat betapa sengsaranya mereka tanpa bantuan kita. Kebaikan dilakukan sebagai bukti kita mengasihi sesama tanpa pandang bulu.
trimaksih mbk ulasannya, sangat bermanfaat
ReplyDeleteSama-sama
ReplyDelete