Penting buat Kawula Muda

OPINI
7 Kriteria Memilih Pasangan Hidup dalam Iman Kristiani

Apa saja yang dapat membuat suatu hubungan berjalan baik? Apa yang
harus kita perhatikan dalam memilih pasangan hidup? Bagaimana kita
mengetahui bahwa si dia adalah orang yang tepat untuk dinikahi ? Anda
mungkin pernah mengalami hubungan yang buruk di masa lalu; jadi
kriteria apa saja yang perlu Anda temukan dalam diri si dia agar Anda
tidak terjebak dalam kesalahan yang sama dan terluka lagi ?


Kriteria yang umumnya dicari adalah :
”Seseorang yang memiliki rasa humor dan dapat membuat kita tertawa”.
”Seseorang yang bertubuh atletis dan rajin berolah raga.”
”Seseorang yang menyukai traveling, shopping dan menonton pertunjukan musik.”


Itulah sebabnya mengapa kita terperangkap ke dalam berbagai masalah.
Ketika berbicara mengenai seseorang yang humoris, tegap, ramah, tenang
dsb kita sedang mengacu pada kepribadiannya bukan karakternya.


Seorang pembunuh berantai bisa memiliki kepribadian yang menyenangkan
dengan rasa humor yang tinggi. Seorang pemerkosa pun bisa memiliki
tubuh yang atletis dan suka berolah raga. Seorang psikopat bisa
memiliki kepribadian yang ramah dan sangat tenang. Dan seorang pelacur
bisa saja menyukai traveling, shopping dan menonton pertunjukan musik.


Apakah ini berarti Anda menyukai seorang pembunuh, pemerkosa, psikopat
dan pelacur ? Tentu tidak ! Akan tetapi jika Anda tidak bersedia
mengubah kriteriamu dalam hal ini, maka pada akhirnya Anda akan selalu
jatuh ke tangan orang yang salah.


Kunci untuk memilih pasangan hidup yang tepat adalah carilah seseorang
yang berkarakter baik, bukan kepribadiannya saja yang baik. Sebab
karakter akan menentukan cara ia memperlakukan dirinya, Anda dan
anak-anakmu suatu hari kelak. Karakter adalah dasar dari setiap
hubungan yang sehat. Hubungan itu seperti kue tart, di mana karakter
adalah bahan dasarnya dan kepribadian adalah lapisan gulanya.


Ketika Anda sedang menimbang apakah si dia cocok untuk dijadikan
pasangan hidup, daripada bertanya ”Apakah dia mencintaiku?” lebih baik
Anda bertanya ”Seberapa mampukah si dia mencintaiku?” Jika si dia
adalah seorang pemarah, jelas dia tidak memiliki kapasitas untuk
mencintai Anda. Jika si dia belum dipulihkan dari luka batin masa
lalunya, si dia juga sulit mencintai Anda sepenuhnya. Jika si dia tidak
bertumbuh dalam Kristus, maka si dia tidak mampu mencintai Anda dengan
benar. Jika si dia tidak mampu bersikap tegas terhadap campur tangan
orang tuanya, maka si dia akan mengalami kendala untuk mencintai Anda.


Kita akan belajar ketujuh kriteria yang harus ada dalam diri si dia.
Kriteria ini adalah karakter yang baik dalam diri seseorang.


1. Komitmen Terhadap Pertumbuhan Pribadi

Inilah kriteria utama yang perlu ada dalam diri calon pasangan hidup
kita. Jika Anda mampu menemukan seseorang yang memiliki komitmen
terhadap pertumbuhan pribadinya, berarti Anda telah meraih setengah
dari pernikahan yang bahagia.


Jenis masalah apakah yang paling sering dihadapi oleh para pasangan ?
Yang satu mau maju yang satunya tidak mau. Yang satu coba membahas
persoalan yang dihadapinya, yang satunya menolak. Yang satu melihat
celah yang memerlukan perbaikan, tetapi yang satunya menyangkal.

Komitmen terhadap pertumbuhan pribadi artinya :

a. Si dia bersungguh-sungguh terhadap Firman Allah dan gaya hidup yang
saleh. Si dia benar-benar yakin bahwa Alkitab adalah sumber iman
satu-satunya. Dia meyakini mutlak kekuatan Firman Allah. Dia bersedia
hidup menurut apa yang diajarkan Alkitab seperti : Kasih, Pengampunan,
Penerimaan, Saling Menghormati, Kehidupan Berkeluarga dsb (1 Yoh 4
:7,12)


b. Si dia bersedia dibantu dan menerima bimbingan. Bantuan itu bisa
berupa buku-buku, kaset kotbah, seminar-seminar, dan bila perlu
konseling pribadi. Amsal 12:1 berkata ”Untuk belajar, Anda harus
bersedia diajar.” Tidak ada hubungan yang langgeng apabila salah satu
pasangan menolak mencari bimbingan jika diperlukan. Kriteria ini harus
Anda temukan sedini mungkin dalam diri si dia. Sebab dengan berjalannya
waktu Anda akan menghadapi krisis dalam pernikahan, dan ketika Anda
sadar bahwa si dia ternyata “tidak percaya terhadap konseling” atau
malas untuk belajar dari buku tentang bagaimana agar hubungan kalian
menjadi manis kembali, maka hal itu sudah terlambat.


c. Si dia harus menyadari kelemahan dan masalah emosinya. Sungguh
bahaya terlibat dengan seseorang yang tidak menyadari kelemahannya dan
area yang rawan masalah. Tidak ada kebohongan yang lebih menyesatkan
daripada “Errrr… saya baik-baik saja! Saya tidak bermasalah; jangan
kuatir”. Yakobus 5:16 berkata, agar kita dipulihkan dari segala luka
yang menyakitkan, kita perlu saling mengakui kesalahan kita dan saling
mendoakan. Keangkuhan dan keras kepala hádala jalan pintas menuju
perpecahan.


d. Si dia harus memiliki target pribadi yang real untuk berubah. Dengan
kata lain, kita dapat melihat secara spesifik perubahan positif yang
terjadi pada dirinya dari waktu ke waktu. Betapa pentingnya menemukan
seseorang yang bukan hanya rindu untuk bertumbuh, tetapi
sungguh-sungguh melakukannya. Seorang yang tegas, beriman, berani
menghadapi ketakutannya, memperbaharui pikirannya dan berdoa untuk
perubahan. Ia tidak perlu didorong-dorong untuk bertumbuh. Karena ia
sendiri menginginkannya. (1 Kor 9:26) Banyak sekali orang yang sekedar
basa basi bilang mau berubah, tetapi ketika diperhadapkan kepada
situasi yang sesungguhnya, ia menghindar. Bagaimana Anda akan berubah
dalam 5 tahun mendatang ? Bagaimana dengan sifatmu yang harus dibuang ?
Karakter ilahi apa yang Anda rindu untuk dikembangkan ? Setiap kita
perlu bertumbuh dalam karakter, bukan hanya sebagai orang Kristen,
tetapi juga sebagai seorang pribadi.


2. Keterbukaan Emosional

Hubungan yang intim tidak terjalin lewat berbagi tempat tinggal, tempat
tidur, atau kamar mandi saja; tetapi dengan berbagi perasaan. Si dia
harus memiliki kepekaan. Artinya si dia tahu apa yang sedang
dirasakannya dan rindu berbagi perasaannya denganmu, dan tahu cara
mengungkapkan perasaannya.

Banyak pria dan wanita yang tidak berbahagia karena mereka terikat dengan pasangan yang tidak mampu mengekspresikan perasaannya.

”Ayahnya tidak pernah bilang bahwa ia mengasihinya, sehingga ia pun
tidak mampu berkata bahwa ia mengasihiku.” ”Dia sangat terluka oleh
mantan kekasihnya, akibatnya ia sangat sulit menunjukkan perhatiannya
kepadaku.” ”Tumbuh di tengah keluarga yang melecehkan membuat dia ngeri
menunjukkan perasaannya.”


Jika semua yang dikeluhkan di atas itu benar, berarti mereka semua
sedang kehilangan satu hal penting, yaitu : Jika si dia tidak mampu
mengenali dan berbagi perasaannya denganmu, berarti si dia belum siap
naik ke jenjang hubungan yang lebih intim.


Apa gunanya tinggal bersama seseorang yang perasaannya tumpul ? Tinggal
bersama seseorang yang tidak mampu berbagi perasaannya sungguh
tersiksa. Amsal 18:14 berkata ”Orang yang bersemangat dapat menanggung
penderitaannya, tetapi siapa akan memulihkan semangat yang patah?”


Cara lain untuk menggambarkan ”keterbukaan emosional” adalah ”kemurahan
emosional” – seseorang yang bermurah kasih, membagikan kasihnya dengan
tulus dan melimpah tanpa hambatan. Jika Anda hidup bersama seorang yang
mudah menyatakan kasihnya dan memperlihatkan betapa ia menghargaimu,
maksud saya bukan setahun sekali pada saat ulang tahun pernikahan saja,
atau pada saat Anda mengancam untuk meninggalkannya. Karena itu Anda
perlu erdoa untuk mendapatkan seseorang yang mampu menunjukkan kasih
dan pengharapannya secara konsisten.


Keterbukaan emosional adalah hal yang vital dalam diri si dia, karena
hal itu memberikan akses kepada jiwanya, menyediakan jalan menuju
hatinya. Tanpa keterbukaan emosional, si dia tidak akan menjadi belahan
jiwamu.


3. Integritas

Ini adalah konsistensi dari karakter. Tindakanmu cocok dengan
perkataanmu. Pilihanmu cocok dengan visimu. Perilakumu cocok dengan
keyakinanmu.


Agar suatu hubungan kasih dapat berjalan baik, kejujuran dan dapat
dipercaya harus menjadi dasarnya. Mengetahui bahwa si dia selalu dapat
dipercaya memberi rasa aman tersendiri. Jika tidak ada saling percaya,
maka tidak ada hubungan. Apabila Anda selalu ketakutan jangan-jangan si
dia membohongimu, hal itu aka membuatmu selalu was-was. Anda akan
selalu curiga dan merasa dikhianati. Jika Anda meragukan integritas si
dia, maka Anda akan kehilangan respek terhadapnya. Anda tidak dapat
mempercayai perkataan dan tindak tanduknya terhadapmu.

Oleh karena itu Anda harus menemukan seseorang yang :
- Jujur terhadap dirinya sendiri
- Jujur terhadap orang lain
- Jujur terhadap Anda

4. Dewasa dan Bertanggung jawab

Banyak sekali orang yang belum siap masuk dalam suatu hubungan
berkomitmen. Sekalipun mereka terlihat sangat menyenangkan, dan bahkan
sangat mencintaimu, tetapi apabila si dia belum mencapai tingkat
kedewasaan tertentu, maka Anda akan merasa sedang mengadopsi seorang
anak daripada seorang kekasih. Pada akhirnya Anda akan merasa ”Saya
sangat mencintai si dia, dan saya juga berharap si dia akan bertumbuh.”

Dari mana Anda mengetahui bahwa si dia cukup dewasa untuk memasuki suatu hubungan yang berkomitmen ?

a. Si dia mampu mengurus dirinya sendiri. Apabila si dia cukup dewasa,
seharusnya ia mampu menghasilkan uang untuk membiayai hidupnya sendiri,
menjaga tempat tidurnya tetap bersih, mengerti prinsip dasar
kebersihan, dsb. Kebersihan jasmani adalah cerminan dari apa yang ada
di dalam rohaninya. Apabila si dia penampilannya acak-acakan,
kemungkinan besar di dalamnya kacau balau. Jika si dia tidak mampu
mengurus dirinya, apa yang membuatmu berpikir bahwa dia sanggup
memperhatikan kebutuhan emosimu ? Yang pasti orang seperti itu belum
siap untuk menikah.


b. Beranggung jawab. Kedewasaan tidak diukur dari umur, tetapi diukur
dari seberapa berani ia bertanggungjawab. Penuhi segala kewajibanmu.
Perkataannya harus dapat dipegang – lunasi semua tagihanmu, tepati
janjimu, datang tepat waktu, jangan membuat orang kecewa dsb. Yesus
berkata ”Jika ya, katakan ya! Jika tidak, tidak ! ”Tanggung jawab
bukanlah konsep yang abstrak melainkan tindakan nyata. Setiap orang
berhak dicintai, tetapi tidak setiap orang siap untuk memikul tanggung
jawab yang dibutuhkan dalam suatu hubungan yang dewasa.


c. Menunjukkan rasa hormat. Satu-satunya cara kita mengenali seorang
anak telah tumbuh besar adalah kemampuannya menunjukkan rasa hormat
kepada orang-orang di sekelilingnya. Kanak-kanak tidak mengenal batas.
Ketika tidak mendapatkan apa yang diinginkannya, langsung ngambek.
Orang dewasa tidak bersikap buruk di tempat umum. Dari mana Anda tahu
bahwa hubunganmu termasuk cukup dewasa ? Lihat seberapa peduli ia
terhadap perasaanmu. Apakah si dia merendahkanmu di muka umum ?
Seberapa besar ia menaruh hormat terhadap keterbatasanmu, waktu,
kepemilikan dan perasaan orang lain ?


5. Memiliki Citra Diri Yang Sehat

Yesus berkata ”Kasihilah sesamamu seperti dirimu sendiri.” Artinya si
dia hanya bisa mengasihimu sebesar ia mengasihi dirinya sendiri.
Seorang yang citra dirinya sehat mengasihi karena ia merasa dirinya
baik. Semakin sehat citra diri si dia semakin kuat hubunganmu.

Apa ciri-ciri orang yang citra dirinya sehat ?

- Ia tahu siapa dirinya di dalam Kristus. Ia memiliki pengertian yang
Alkitabiah tentang posisi dan otoritasnya sebagai anak Allah

- Ia tidak melecehkan dirinya, melainkan merawat dirinya dengan baik.
- Ia tidak membiarkan orang lain melecehkan dirinya.
- Bersikap proaktif (tidak pasif)

6. Bersikap Positif Dalam Hidup Ini

Ada 2 jenis manusia di dunia ini Manusia Positif dan Manusia Negatif.
Jika Anda harus menghabiskan hidupmu bersama satu di antara dua orang
ini, manakah yang akan Anda pilih ? Tentu yang positif bukan ? Akan
tetapi mengapa banyak di antara kita yang akhirnya mendapatkan pasangan
hidup yang negatif – selalu kuatir, gelisah dan berfokus pada masalah,
selalu bersungut-sungut, tidak mudah percaya dan pesimis akan masa
depan.


Orang positif menciptakan hubungan yang positif. Orang yang negatif
menciptakan hubungan yang negatif. Itu sebabnya jatuh cinta dengan
orang yang negatif bagaikan mendengar orang yang sedang mencakar papan
tulis dengan kukunya.


Kasih adalah positif. Ia tumbuh di dalam atmosfir yang positif. Ia
tenggelam di dalam atmosfir yang negatif. Hubungan jauh lebih mudah
dibangun dengan orang yang positif. Konflik akan lebih cepat
diselesaikan, sedkit saling menyalahkan dan ada kerjasama yang baik
karena kasih.


7. Ada perasaan tertarik

Sekalipun ini bukan termasuk dalam kualitas karakter, namun tanpa
perasaan itu Anda tidak akan pernah mengalami jatuh cinta. Mungkinkah
kita memiliki pernikahan yang bahagia dengan seseorang yang kita tidak
tertarik ? Biasanya ada orang-orang yang bertanya demikian kepada saya
karena mereka telah mengalaminya. Mereka mengasihi pasangannya tetapi
tidak memiliki perasaan tertarik sama sekali. Secara jujur saya katakan
”Tidak mungkin” Saya tidak yakin Anda akan memiliki hubungan jangka
panjang yang sehat dan romantis tanpa perasaan tertarik dengan si dia.


Jatuh cinta dengan seorang sahabat akan menjadi pengalaman yang luar
biasa dalam hidup seseorang. Survey membuktikan bahwa pasangan yang
menjalin persahabatan terlebih dahulu sebelum mereka meningkat ke
hubungan yang romantis akan mengalami pernikahan yang lebih sukses dan
memuaskan.

Copy http://agama.kompasiana.com/2010/09/07/7-kriteria-memilih-pasangan-hidup-dalam-iman-kristiani-251990.html

Comments

Popular posts from this blog

Analisis Pencitraan Puisi Balada - Zarmika Sitinjak

Essai Karakter - Integritas Mahasiswa

Kritik Sastra - puisi